PEMIMPIN HARUS AMANAH
Menjadi pemimpin adalah amanah, semestinya jabatan tidak boleh di kejar kejar, di perebutkan seperti dalam demokrasi. Pada saat seseorang menyadari betapa berat tanggungjawab dari seorang pemimpin maka pada saat itu orang justru akan berlomba lomba menolak amanah kepemimpinan. Bayangkan bahwa seorang pemimpin akan di tanya terhadap seorang yang kelaparan di tengah kepemimpinannya, bagaimanakah lagi terhadap ribuan orang yang kelaparan karena kepemimpinannya atau ribuan orang yang menderita karena keputusannya yang menengsarakan rakyat.
Akibat pemimpin yang di dapatkan dengan biaya yang luar biasa besar maka mulailah begitu seseorang di lantik akan terpikir di benaknya untuk bagaimana caranya mengembalikan biaya yang sudah di keluarkannya. Jika dia tidak mengeluarkan biaya mulailah dia harus memenuhi keinginan cukong cukong yang telah memberikan pembiayaan kepadanya, maka keluarlah konsesi konsesi entah hutan, lahan, proyek proyek untuk mereka garap, sampai kepada menyingkirkan pesaing pesaing bisnis dari si broker politik tadi.
Maka harapan rakyat pun makin jauh dari kenyataan. Makin jauh panggang dari api, makin tinggal mimpi saja keinginan mereka untuk sejahtera.
مَا مِنْ عَبْدٍ اسْتَرْعَاهُ اللَّهُ رَعِيَّةً فَلَمْ يَحُطْهَا بِنَصِيحَةٍ إِلَّا لَمْ يَجِدْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ
“Tidaklah seorang hamba yang Allah beri amanat kepemimpinan, namun dia tidak meliputinya dengan nasihat, kecuali tidak mendapat bau surga.” (HR BUKHARI – 6617)
وَأَخْرَجَ مُسْلِمٌ { مَا مِنْ أَمِيرٍ يَلِي أَمْرَ الْمُسْلِمِينَ لَا يَجْتَهِدُ مَعَهُمْ وَلَا يَنْصَحُ لَهُمْ إلَّا لَمْ يَدْخُلْ مَعَهُمْ الْجَنَّةَ } وَرَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ وَزَادَ : كَنُصْحِهِ لِنَفْسِهِ .
Dan Imam Muslim telah mengeluarkan hadits: Tidaklah seorang amir yang memimpin urusan Muslimin yang ia tidak bersungguh-sungguh beserta mereka, dan tidak menasihati kepada mereka kecuali ia tidak masuk surga bersama mereka. (HR Muslim). Dan riwayat Thabrani menambah; seperti nasehatnya kepada dirinya sendiri.
مَا مِنْ وَالٍ يَلِي رَعِيَّةً مِنْ الْمُسْلِمِينَ فَيَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لَهُمْ إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
“Tidaklah seorang pemimpin memimpin masyarakat muslimin, lantas dia meninggal dalam keadaan menipu mereka, kecuali Allah mengharamkan surga baginya.” (HR. Al-Bukhari, No. 6618).
شرح المشكاة للطيبي الكاشف عن حقائق السنن (8/ 2570)
فإذا خان فيما ائتمن عليه فلم ينصح فيما قلده إما بتضييع حقهم وما يلزمه من أمور دينهم ودنياهم أو غير ذلك، فقد غشهم
Maka apabila (pemimpin) berkhianat terhadap apa yang dipercayakan kepadanya lalu dia tidak menasihati (kebaikan) yang harus ditiru, baik itu dengan menyia-nyiakan hak mereka (rakyat) dan (menyia-nyiakan) kewajiban berupa urusan-urusan agama mereka dan dunianya atau lainnya, maka sungguh dia telah menipu mereka.
0 Response to "PEMIMPIN HARUS AMANAH"
Post a Comment