PUISI YANG DI BACAKAN PANGLIMA TNI DI RAPIMNAS GOLKAR
Puisi yang di bacakan Panglima TNI di Rapimnas Golkar
Sungguh Jaka tak mengerti
Mengapa ia dipanggil polisi
Ia datang sejak pagi
Katanya akan diinterogasi
Dilihatnya Garuda Pancasila
Tertempel di dinding dengan gagah
Terpana dan terdiam si Jaka
Dari mata burung garuda
Ia melihat dirinya
Dari dada burung garuda
Ia melihat desa
Dari kaki burung garuda
Ia melihat kota
Dari kepala burung garuda
Ia melihat Indonesia
Lihatlah hidup di desa
Sangat subur tanahnya
Sangat luas sawahnya
TAPI BUKAN KAMI PUNYA
Lihat padi menguning
Menghiasi bumi sekeliling
Desa yang kaya raya
TAPI BUKAN KAMI PUNYA
Lihatlah hidup di kota
Pasar swalayan tertata
Ramai pasarnya
TAPI BUKAN KAMI PUNYA
Lihatlah aneka barang
Dijual belikan orang
Oh makmurnya
TAPI BUKAN KAMI PUNYA
Jaka terus terpana
Entah mengapa
Menetes air mata
Air mata itu IA YANG PUNYA
***
JADI, PUNYA SIAPA INDONESIA INI???
Mengapa ia dipanggil polisi
Ia datang sejak pagi
Katanya akan diinterogasi
Dilihatnya Garuda Pancasila
Tertempel di dinding dengan gagah
Terpana dan terdiam si Jaka
Dari mata burung garuda
Ia melihat dirinya
Dari dada burung garuda
Ia melihat desa
Dari kaki burung garuda
Ia melihat kota
Dari kepala burung garuda
Ia melihat Indonesia
Lihatlah hidup di desa
Sangat subur tanahnya
Sangat luas sawahnya
TAPI BUKAN KAMI PUNYA
Lihat padi menguning
Menghiasi bumi sekeliling
Desa yang kaya raya
TAPI BUKAN KAMI PUNYA
Lihatlah hidup di kota
Pasar swalayan tertata
Ramai pasarnya
TAPI BUKAN KAMI PUNYA
Lihatlah aneka barang
Dijual belikan orang
Oh makmurnya
TAPI BUKAN KAMI PUNYA
Jaka terus terpana
Entah mengapa
Menetes air mata
Air mata itu IA YANG PUNYA
***
JADI, PUNYA SIAPA INDONESIA INI???
Puisi yang di bacakan panglima TNIdi atas tentu merupakan hal yang menjadi pemikiran dari beliau , bahwa suasa Indonesia saat ini demikian rawan. Kerawanan ini di sebabkan oleh besarnya kesenjangan yang terjadi di tengah masyarakat, antara si kaya dan si miskin. Bahwa ada segolongan masyarakat yang untuk makan pun susah sementara golongan yang lain bahkan mobilnya berganti ganti setiap hari. Bahwa kekayaan segelintir orang 10% di Indonesia ternyata mencapai sekian puluh persen sementara rakyat yang 90 % harus rela berbagi kekayaan yang 10 %. Belum lagi bahaya migrasi yang di sebut oleh beliau, bahwa arus migrasi yang demikian besar menjadikan kerawanan yang sangat luar biasa dari sisi pertahanan dan keamanan karena adanya perbedaan kultur budaya dari beberapa negara. Di saat seseorang yang jangankan rumah, sebidang tanah pun tak mereka mampu membelinya karena mahalnya harga, sementara di saat lain seorang kaya memiliki berhektar hektar tanah termasuk hektaran dan kaplingan tanah menganggur di sekitar pemukiman warga yang kalau mereka boleh memiliki dan mengolahnya maka minimal untuk makan sehari hari mereka tidak akan mendapatkan kesulitan. Indonesia sangat kaya, namun rakyatnya menderita, karena distribusi kekayaan yang tidak merata, karena kekayaan hanya menumpuk di segelintir orang.
Demikianlah kira kira maksud dari puisi panglima TNI, sehingga apa yang beliau suarakan adalah satu upaya konstruktif demi kebaikan negeri ini, kalau beliau di minta memperbaiki tentulah hal tersebut bukan pada kewenangannya karena kewenangannya adalah dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara. Para politisi dan para pejabatlah yang punya kewenangan untuk mengubah wajah negeri dengan pengambilan kebijakan kebijakannya di semua level pemerintahan, melalui langkah yang sistematis, dan bukan sporadic hanya sekedar karena kritik seseorang.
0 Response to "PUISI YANG DI BACAKAN PANGLIMA TNI DI RAPIMNAS GOLKAR"
Post a Comment