Pers Diminta Selektif Gunakan Istilah
Bogor, Info Breaking News - Pilihan istilah di media massa menjadi sorotan. Jika serampangan, istilah yang digunakan justru membuat bias makna.
Pendapat tersebut dilontarkan Presiden Direktur Metro TV Suryopratomo saat menjadi salah satu pembicara dalam diskusi Konvensi Nasional Humas (KNH) 2017 bertema '#IndonesiaBicaraBaik'.
Diskusi diselenggarakan Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) Indonesia. Tema tersebut dipilih untuk mengajak masyarakat menyebarkan berita positif dan bertutur kata baik di media sosial.
"Media itu tidak ada liburnya, setiap hari selalu memberikan informasi kepada masyarakat. Informasi yang harus disampaikan ke masyarakat tidak hanya berupa fakta yang terverifikasi, tapi juga harus mempunyai makna supaya informasinya bermanfaat," ujar Suryopratomo dalam diskusi Peran Media Massa dalam Membangun Indonesia Bicara Baik, di IPB International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Senin 27 November 2017.
Suryopratomo mengatakan saat ini masih banyak media massa yang salah kaprah dalam menggunakan istilah di dalam pemberitaan. Hal tersebut berdampak pada citra Indonesia di mata internasional.
"Contohnya dalam kasus pasangan (yang dihakimi warga) di Cikupa (Kabupaten Tangerang). Media massa Indonesia menulisnya dalam pemberitaan sebagai 'persekusi'. Apa benar itu persekusi? Kasus itu sebetulnya 'main hakim sendiri', bukan persekusi," imbuh Suryopratomo.
Ia berpendapat penggunaan istilah 'persekusi' dalam kasus tersebut kurang tepat. Menurutnya, persekusi merupakan tindakan sistematis yang berdampak pada pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat.
"Kalau persekusi itu dibaca dunia, maka dunia akan berpikir Indonesia negara yang mengerikan. Padahal, yang disebut persekusi itu seperti yang dilakukan Adolf Hitler saat membantai orang-orang Yahudi. Ini yang saya ingin gambarkan kalau media di Indonesia sering tidak memikirkan dampak Indonesia di mata internasional," kata Suryopratomo.
Terkait dengan hal tersebut, Suryopratomo mengajak insan media untuk ramai-ramai memberitakan hal-hal positif tentang Indonesia. Menurutnya, media massa punya kewajiban memberikan informasi-informasi yang berdampak positif bagi publik.
"Pers dan media punya tanggung jawab untuk membuat masyarakat semakin cerdas. Good News is a Good News. Saya rasa #IndonesiaBicaraBaik itu harus jadi tema besar bagi media untuk mengajarkan masyarakat agar tidak mudah berkata-kata kasar dan menjadi pribadi yang tidak toleran," kata dia.*** Jerry Art.
from Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life http://ift.tt/2BqqrqE
Pendapat tersebut dilontarkan Presiden Direktur Metro TV Suryopratomo saat menjadi salah satu pembicara dalam diskusi Konvensi Nasional Humas (KNH) 2017 bertema '#IndonesiaBicaraBaik'.
Diskusi diselenggarakan Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) Indonesia. Tema tersebut dipilih untuk mengajak masyarakat menyebarkan berita positif dan bertutur kata baik di media sosial.
"Media itu tidak ada liburnya, setiap hari selalu memberikan informasi kepada masyarakat. Informasi yang harus disampaikan ke masyarakat tidak hanya berupa fakta yang terverifikasi, tapi juga harus mempunyai makna supaya informasinya bermanfaat," ujar Suryopratomo dalam diskusi Peran Media Massa dalam Membangun Indonesia Bicara Baik, di IPB International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Senin 27 November 2017.
Suryopratomo mengatakan saat ini masih banyak media massa yang salah kaprah dalam menggunakan istilah di dalam pemberitaan. Hal tersebut berdampak pada citra Indonesia di mata internasional.
"Contohnya dalam kasus pasangan (yang dihakimi warga) di Cikupa (Kabupaten Tangerang). Media massa Indonesia menulisnya dalam pemberitaan sebagai 'persekusi'. Apa benar itu persekusi? Kasus itu sebetulnya 'main hakim sendiri', bukan persekusi," imbuh Suryopratomo.
Ia berpendapat penggunaan istilah 'persekusi' dalam kasus tersebut kurang tepat. Menurutnya, persekusi merupakan tindakan sistematis yang berdampak pada pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat.
"Kalau persekusi itu dibaca dunia, maka dunia akan berpikir Indonesia negara yang mengerikan. Padahal, yang disebut persekusi itu seperti yang dilakukan Adolf Hitler saat membantai orang-orang Yahudi. Ini yang saya ingin gambarkan kalau media di Indonesia sering tidak memikirkan dampak Indonesia di mata internasional," kata Suryopratomo.
Terkait dengan hal tersebut, Suryopratomo mengajak insan media untuk ramai-ramai memberitakan hal-hal positif tentang Indonesia. Menurutnya, media massa punya kewajiban memberikan informasi-informasi yang berdampak positif bagi publik.
"Pers dan media punya tanggung jawab untuk membuat masyarakat semakin cerdas. Good News is a Good News. Saya rasa #IndonesiaBicaraBaik itu harus jadi tema besar bagi media untuk mengajarkan masyarakat agar tidak mudah berkata-kata kasar dan menjadi pribadi yang tidak toleran," kata dia.*** Jerry Art.
from Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life http://ift.tt/2BqqrqE
0 Response to "Pers Diminta Selektif Gunakan Istilah"
Post a Comment