Liburan Ied dan Peredaran Rupiah di Daerah
Ambarawa, Info Breaking News - Mudik menjadi salah satu tradisi bagi sebagian masyarakat Indonesia. Ritual pulang ke kampung halaman ini dilakukan oleh para perantau saat momen lebaran atau hari raya Idulfitri. Tentu tujuannya agar dapat berkumpul bersama keluarga dan kerabat.
Angka pemudik dari tahun ke tahun tercatat bertambah seiring hadirnya sarana dan prasarana transportasi yang nyaman. Total jumlah pemudik secara keseluruhan mencapai 30 juta orang dengan tujuan berbagai wilayah di Indonesia. Mayoritas pemudik akan pulang ke Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Jawa Barat, Banten, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Tradisi menahun ini rupanya memberikan dampak ekonomi yang luar biasa bagi daerah. Pasalnya ada redistribusi uang dari kota ke daerah-daerah yang menjadi tujuan pemudik. Perputaran uang tersebut tersebar ke semua lini terutama pada pos-pos yang menjadi kebutuhan pokok para pemudik seperti kendaraan, bahan bakar,makanan hingga fasilitas selama perjalanan mudik, termasuk tempat peristirahatan.
Data Bank Indonesia (BI) menyebutkan perputaran uang selama musim libur lebaran tahun ini mencapai Rp188 triliun. Angka itu berasal dari stok uang yang disiapkan BI selama menghadapi libur Lebaran 2018. Di mana sekitar Rp41 triliun atau 22 persennya berasal dari Jabodetabek.
Jika kenaikan diperkirakan 10-13 persen khusus untuk uang yang berasal dari Jakarta, maka perkiraan perputaran uang dari Ibu Kota mencapai Rp8 triliun. Jumlah itu dihitung dari 7 juta pemudik Jabodetabek yang membawa uang rata-rata Rp2,3 juta per orang.
"Ini asumsi paling rendah, namun berpotensi diatas itu karena dengan THR dan bonus yang diterima pekerja swasta maupun PNS dan lama tinggal di daerah diperkirakan uang yang dibawa per keluarga biasa di atas itu," ujar Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang dalam keterangan tertulis.
Redistribusi uang tersebut lebih banyak dihabiskan ke sektor perdagangan, tranportasi, dan pariwisata. Misalnya terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), akan ada dana dari pemudik yang membelanjakan uangnya ke sektor ritel.
Founder Kahmipreneur Kamrussamad mengatakan ketika arus balik biasanya orang akan membawa oleh-oleh dari daerah ke kota. Buah tangan itu mayoritas berasal dari produk lokal, industri-industri lokal rumahan.
Di samping itu, kebijakan pemerintah terkait penambahan libur Lebaran bersama selama dua hari secara tidak langsung akan menambah kesempatan bagi pemudik untuk lebih lama berwisata dan mencicipi kuliner daerah.
Adapun pengeluaran yang paling dominan di setiap mudik Lebaran antara lain belanja kuliner, pernak pernik lebaran, konsumsi rumah tangga serta uang tips kepada keluarga di kampung.
"Pergerakan UMKM ini berpengaruh pada peningkatan produksi," ungkap Kamrussamad pada Selasa, 12 Juni 2018.
BI Siapkan Rp188 Triliun
BI menyiapkan stok uang tunai selama Ramadan dan Idulfitri sebanyak Rp188 triliun. Jumlah itu meningkat 15,3 persen dari periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp163,2 triliun.
Dari total jumlah uang tunai tersebut, wilayah Jabodetabek menyerap sebanyak 22,8 persen atau mencapai Rp115,5 triliun. Sisanya sebanyak Rp32,7 triliun didistribusikan di luar Pulau Jawa seperti wilayah Sumatera 19,9 persen dan kawasan lainnya 18,9 persen.
Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi menuturkan penyaluran uang tunai dilakukan melalui 46 kantor perwakilan di seluruh Indonesia. Termasuk kantor bank, kas keliling, hingga kas titipan.
Sejak 14 Mei lalu, BI telah membuka 2.076 titik penukaran uang di seluruh kantor perwakilan di Indonesia. Untuk wilayah Jabodetabek saja ada 160 titik lokasi penukaran yang dibuka.
"Juga distribusi uang ke tempat 3T (terluar, terdepan, terpencil), bahkan hingga mencapai pelosok kecamatan," katanya pada Jumat, 8 Juni 2018.
Lebih lanjut, Rosmaya mengimbau agar masyarakat tak perlu khawatir akan kekurangan uang tunai selama libur Lebaran. BI bekerja sama dengan perbankan memastikan uang tersedia dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan.
Selain itu, BI juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan waspada dengan peredaran uang palsu. Masyarakat diminta selalu ingat dengan 3D yakni dilihat, diraba, diterawang, serta mengetahui ciri-ciri keaslian rupiah.*** Any Christmiaty.
from Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life https://ift.tt/2ygllje
Angka pemudik dari tahun ke tahun tercatat bertambah seiring hadirnya sarana dan prasarana transportasi yang nyaman. Total jumlah pemudik secara keseluruhan mencapai 30 juta orang dengan tujuan berbagai wilayah di Indonesia. Mayoritas pemudik akan pulang ke Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Jawa Barat, Banten, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Tradisi menahun ini rupanya memberikan dampak ekonomi yang luar biasa bagi daerah. Pasalnya ada redistribusi uang dari kota ke daerah-daerah yang menjadi tujuan pemudik. Perputaran uang tersebut tersebar ke semua lini terutama pada pos-pos yang menjadi kebutuhan pokok para pemudik seperti kendaraan, bahan bakar,makanan hingga fasilitas selama perjalanan mudik, termasuk tempat peristirahatan.
Data Bank Indonesia (BI) menyebutkan perputaran uang selama musim libur lebaran tahun ini mencapai Rp188 triliun. Angka itu berasal dari stok uang yang disiapkan BI selama menghadapi libur Lebaran 2018. Di mana sekitar Rp41 triliun atau 22 persennya berasal dari Jabodetabek.
Jika kenaikan diperkirakan 10-13 persen khusus untuk uang yang berasal dari Jakarta, maka perkiraan perputaran uang dari Ibu Kota mencapai Rp8 triliun. Jumlah itu dihitung dari 7 juta pemudik Jabodetabek yang membawa uang rata-rata Rp2,3 juta per orang.
"Ini asumsi paling rendah, namun berpotensi diatas itu karena dengan THR dan bonus yang diterima pekerja swasta maupun PNS dan lama tinggal di daerah diperkirakan uang yang dibawa per keluarga biasa di atas itu," ujar Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang dalam keterangan tertulis.
Redistribusi uang tersebut lebih banyak dihabiskan ke sektor perdagangan, tranportasi, dan pariwisata. Misalnya terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), akan ada dana dari pemudik yang membelanjakan uangnya ke sektor ritel.
Founder Kahmipreneur Kamrussamad mengatakan ketika arus balik biasanya orang akan membawa oleh-oleh dari daerah ke kota. Buah tangan itu mayoritas berasal dari produk lokal, industri-industri lokal rumahan.
Di samping itu, kebijakan pemerintah terkait penambahan libur Lebaran bersama selama dua hari secara tidak langsung akan menambah kesempatan bagi pemudik untuk lebih lama berwisata dan mencicipi kuliner daerah.
Adapun pengeluaran yang paling dominan di setiap mudik Lebaran antara lain belanja kuliner, pernak pernik lebaran, konsumsi rumah tangga serta uang tips kepada keluarga di kampung.
"Pergerakan UMKM ini berpengaruh pada peningkatan produksi," ungkap Kamrussamad pada Selasa, 12 Juni 2018.
BI Siapkan Rp188 Triliun
BI menyiapkan stok uang tunai selama Ramadan dan Idulfitri sebanyak Rp188 triliun. Jumlah itu meningkat 15,3 persen dari periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp163,2 triliun.
Dari total jumlah uang tunai tersebut, wilayah Jabodetabek menyerap sebanyak 22,8 persen atau mencapai Rp115,5 triliun. Sisanya sebanyak Rp32,7 triliun didistribusikan di luar Pulau Jawa seperti wilayah Sumatera 19,9 persen dan kawasan lainnya 18,9 persen.
Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi menuturkan penyaluran uang tunai dilakukan melalui 46 kantor perwakilan di seluruh Indonesia. Termasuk kantor bank, kas keliling, hingga kas titipan.
Sejak 14 Mei lalu, BI telah membuka 2.076 titik penukaran uang di seluruh kantor perwakilan di Indonesia. Untuk wilayah Jabodetabek saja ada 160 titik lokasi penukaran yang dibuka.
"Juga distribusi uang ke tempat 3T (terluar, terdepan, terpencil), bahkan hingga mencapai pelosok kecamatan," katanya pada Jumat, 8 Juni 2018.
Lebih lanjut, Rosmaya mengimbau agar masyarakat tak perlu khawatir akan kekurangan uang tunai selama libur Lebaran. BI bekerja sama dengan perbankan memastikan uang tersedia dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan.
Selain itu, BI juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan waspada dengan peredaran uang palsu. Masyarakat diminta selalu ingat dengan 3D yakni dilihat, diraba, diterawang, serta mengetahui ciri-ciri keaslian rupiah.*** Any Christmiaty.
from Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life https://ift.tt/2ygllje
0 Response to "Liburan Ied dan Peredaran Rupiah di Daerah"
Post a Comment