JANGAN PERCAYA LEMBAGA SURVEY PENDUKUNG AHOK
JANGAN PERCAYA SURVEY
Survey sekarang nampaknya sudah tidak lagi bisa di percaya. Hal ini bisa di maklumi karena besarnya biaya yang di butuhkan untuk menghasilkan satu survey di sampling yang tidak terlalu besar seperti 400, atau 1000 atau 2000 orang saja.
Seseorang, yang pernah menjadi calon wakil gubernur di Jawa Barat mengatakan, membutuhkan dana minimal Rp 3 miliar untuk paket lembaga survei plus konsultan. Kontrak itu biasanya dilakukan selama dua tahun, dengan termin tiga kali per enam bulan dan dua kali per tiga bulan. "Selama itu, ada 3-5 survei. Survei terakhir biasanya yang termahal karena sampelnya bertambah," ujarnya.
Untuk tarif konsultan, sekali konsultasi bisa dikenai Rp 500-800 juta untuk jenis layanan semisal strategi komunikasi plus saran untuk membuat citra si kandidat meningkat. Ongkos ini akan menjadi satu paket dari pemilihan slogan, penentuan foto, hingga warna khas yang akan diusung. Tak heran bila lembaga survey menjadi salah satu pihak yang menolak pilkada kembali kepada DPRD, karena jelas mereka akan mati bila sampai pilkada tidak langsung kembali di terapkan.
Untuk tarif konsultan, sekali konsultasi bisa dikenai Rp 500-800 juta untuk jenis layanan semisal strategi komunikasi plus saran untuk membuat citra si kandidat meningkat. Ongkos ini akan menjadi satu paket dari pemilihan slogan, penentuan foto, hingga warna khas yang akan diusung. Tak heran bila lembaga survey menjadi salah satu pihak yang menolak pilkada kembali kepada DPRD, karena jelas mereka akan mati bila sampai pilkada tidak langsung kembali di terapkan.
Besarnya biaya yang di butuhkan untuk survey menjadikan independensi lembaga survey menjadi di pertanyakan pada saat melakukan survey berkaitan dengan calon yang tengah di bantu penaikan citranya. Semisal saat ini ketika AHOK akan bertarung kembali dalam pilkada DKI Jakarta. Sekali pun sebagai Petahana AHOK dipastikan sangat berat peluangnya untuk bisa memenangkan Pilkada Jakarta, hal ini di sebabkan banyak hal yang menyebabkan citra AHOK di depan warganya terus merosot dari waktu ke waktu, sehingga pada akhirnya peluang keterpilihan AHOK menjadi semakin kecil.
Namun sungguh aneh akhirnya bila dalam berbagai survey terakhir nama AHOK masih menduduki posisi teratas, satu hal yang bisa terjadi cuma jika penanya survey hanya menyebut satu calon gubernur DKI dan pertanyaannya cuma dua:1. Apakah anda kenal AHOK, 2. Apakah anda akan memilih AHOK lagi jika AHOK kembali maju dalam pilgub atau ada pertanyaan ketiga tapi calon yang muncul dan di kenal masyarakat baru AHOK misal ada pertanyaan lanjutan: 3. Siapa yang akan anda pilih dari nama nama berikut: a. AHOK b. Taufik c. Lulung Lunggana . Jawaban yang di berikan pasti akan berbeda bila pertanyaan ketiga poin pertanyaannya menjadi, Siapa calon gubernur DKI Jakarta yang akan anda dukung: a. AHOK b. Yusril Ihza Mahendra c. Tri Rismaharini d. Ridwan Kamil
Peluang AHOK sebenarnya sangat kecil untuk bisa memenangkan pilkada Jakarta, namun dukungan sumber pendanaan yang sangat kuat dari banyak konglomerat di belakangnya menjadikan apa saja bisa terjadi kedepan. Maka peluang AHOK untuk gagal menjadi gubernur DKI hanya bisa terjadi bila AHOK gagal maju dalam pilkada DKI Jakarta karena kasusu hukum yang kini tengah menghajarnya secara bertubi tubi.
0 Response to "JANGAN PERCAYA LEMBAGA SURVEY PENDUKUNG AHOK"
Post a Comment