SKANDAL PANAMA PAPER, WARGA INDONESIA BANYAK LHO
Panama paper adalah skandal dimana terdapat agensi di sana yang menguruskan penyimpanan uang kaum kaya di seluruh dunia. Kaum borjuis dunia itu yang uangnya melimpah kemudian berkerjasama dengan si agen untuk meminta bantuan mereka untuk menyimpankan uang mereka yang sangat banyak jumlahnya di negara yang pajak negaranya sangat rendah. Si agen inilah , yang di sebut mossback Fonseca yang menguruskan segala hal berkaitan dengan proses penyimpanan uang tersebut. Kenapa mereka menyimpan uang diluar negeri, hal ini berkaitan dengan tingginya pajak di negara asal mereka, sehingga berapapun dana yang di minta agensi itu tetap jauh lebih murah di bandingkan dengan pajak yang harus mereka bayarkan bila mereka menyimpan uang di negara asal mereka.
2961 nama dari Indonesia masuk dalam daftar Panama Paper, dan jumlah ini adalah jumlah yang sangat mengejutkan. Kita bisa membayangkan besarnya pajak yang seharusnya masuk kekas negara karena tidaklah mungkin mereka yang menyimpan uang di negara berpajak rendah itu orang yang mempunyai uang sekedar sejuta dua juta.
Sekitar 800 nama pebisnis dan politikus Indonesia termasuk dalam daftar klien Mossack Fonseca, sebuah firma hukum asal Panama, yang kemarin bocor. Selain mencantumkan nama-nama asal Indonesia, dokumen finansial itu memuat sejumlah kepala negara (mantan dan yang masih menjabat), pebisnis internasional, dan tokoh dunia. Mereka masuk dalam daftar itu karena pernah menyewa Mossack Fonseca untuk mendirikan perusahaan di yuridiksi bebas pajak di luar negeri (offshore).
Bocoran dokumen yang kini dikenal sebagai The Panama Papers itu beberapa hari lalu dipublikasikan secara serentak oleh 100 media di seluruh dunia.Tempo merupakan satu-satunya media di Indonesia yang tergabung dalam kolaborasi lintas negara ini. Sejak setahun lalu, 370 jurnalis dari 76 negara—diorganisasi oleh The International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ)—menelisik 11,5 juta data di dokumen itu. Dokumen ini pertama kali didapat oleh sebuah koran dari Jerman, SüddeutscheZeitung.
Mossack Fonseca adalah sebuah firma hukum kecil namun amat berpengaruh di Panama. Firma ini memiliki kantor cabang di Hong Kong, Zurich, Miami, dan 35 kota lain di seluruh dunia.
Bocoran dokumen yang kini dikenal sebagai The Panama Papers itu beberapa hari lalu dipublikasikan secara serentak oleh 100 media di seluruh dunia.Tempo merupakan satu-satunya media di Indonesia yang tergabung dalam kolaborasi lintas negara ini. Sejak setahun lalu, 370 jurnalis dari 76 negara—diorganisasi oleh The International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ)—menelisik 11,5 juta data di dokumen itu. Dokumen ini pertama kali didapat oleh sebuah koran dari Jerman, SüddeutscheZeitung.
Mossack Fonseca adalah sebuah firma hukum kecil namun amat berpengaruh di Panama. Firma ini memiliki kantor cabang di Hong Kong, Zurich, Miami, dan 35 kota lain di seluruh dunia.
Di Indonesia, nama-nama para miliarder ternama yang setiap tahun langganan masuk daftar orang terkaya versi Forbes Indonesia bertebaran dalam dokumen Mossack. Pemilik grup Lippo, James Riady, misalnya, tercatat sebagai pemegang saham di sebuah perusahaan bernama Golden Walk Enterprise Ltd. Perusahaan itu didirikan dengan bantuan Mossack Fonseca di British Virgin Islands pada 2011. Putranya, John Riady, juga tercatat sebagai pemilik Phoenix Pacific Enterprise Ltd di BVI. Ketika dimintai konfirmasi, salah seorang keluarga Riady memberikan keterangan off the record.
Nama lain yang muncul dalam daftar ini adalah Direktur PT Indofood Sukses Makmur, Franciscus Welirang. Dia tercatat sebagai pemegang saham perusahaan offshore bernama Azzorine Limited. Nama Fransiscus tak langsung tercatat sebagai klien Mossack Fonseca. Dia terafiliasi lewat BOS Trust Company (Jersey) Ltd, yang menjadi klien sejak 2013.
“Azzorine? Saya enggak tahu,” kata Franciscus ketika ditanya soal ini, kemarin. Meski begitu, dia berjanji akan mengecek ihwal keterkaitan perusahaan itu dengan dirinya. Belakangan, setelah memeriksa dokumentasinya, Fransiscus membenarkan. "Iya benar, itu memang perusahaan saya," katanya. Dia menegaskan bahwa Azzorine adalah perusahaan tanpa investasi, yang disebutnya "perusahaan satu dolar". Dia juga memastikan bahwa dia taat membayar pajak di Indonesia.
Nama lain yang muncul dalam daftar ini adalah Direktur PT Indofood Sukses Makmur, Franciscus Welirang. Dia tercatat sebagai pemegang saham perusahaan offshore bernama Azzorine Limited. Nama Fransiscus tak langsung tercatat sebagai klien Mossack Fonseca. Dia terafiliasi lewat BOS Trust Company (Jersey) Ltd, yang menjadi klien sejak 2013.
“Azzorine? Saya enggak tahu,” kata Franciscus ketika ditanya soal ini, kemarin. Meski begitu, dia berjanji akan mengecek ihwal keterkaitan perusahaan itu dengan dirinya. Belakangan, setelah memeriksa dokumentasinya, Fransiscus membenarkan. "Iya benar, itu memang perusahaan saya," katanya. Dia menegaskan bahwa Azzorine adalah perusahaan tanpa investasi, yang disebutnya "perusahaan satu dolar". Dia juga memastikan bahwa dia taat membayar pajak di Indonesia.
Panama paper ini jelas salah dalam kaidah agama dan perudang undangan yang berlaku. Membayar pajak adalah kewajiban yang di bebankan oleh negara kepada setiap warga negara, kepada setiap perusahaan yang berusaha di negara tersebut. Sudah seharusnya setiap warga negara membayar setiap kewajibannya dengan baik kepada negara. Namun hendaknya pula negara tidak membebankan kewajiban yang tidak mampu di pikul oleh warga negara atau perusahaan yang beroperasi di negara tersebut.
0 Response to "SKANDAL PANAMA PAPER, WARGA INDONESIA BANYAK LHO"
Post a Comment