PRABOWO MELAWAN JOKOWI DI PILPRES 2019 AKAN DI MENANGKAN PRABOWO
Calon presiden 2019 belum nampak. Baru Presiden Jokowi dan Prabowo yang nampak akan bersaing kembali di pilpres 2019. Jika keduanya kembali maju dalam kontestasi pilpres 2019 nampaknya kali ini Prabowo akan menang dalam pilpres 2019 tersebut. Banyak sebab Prabowo akan memang dalam pilpres 2019 bila calon hanya ada 2. Hal ini tidak lepas dari kondisi dewasa ini yang di rasakan rakyat semakin berat. Harga harga barang yang terus naik, tarif listrik yang terus meroket , bensin premium yang tidak pernah lagi di jumpai sehingga rakyat di paksa membeli bensin berharga tinggi entah pertalite, entah pertamax. Ketiadaan premium yang sudah tanpa subsidi dikesankan negara ingin untung sebesar besarnya dari berjualan bensin kepada rakyatnya. Padahal jika kita ingat siapakah pemilik kontrak kontrak karya besar dalam perminyakan itu, Shell, Exxon, Total, dll. Jadi siapakah yang akan di untungkan dengan harga minyak yang demikian tinggi, sementara Pertamina hanya menguasai kurang lebih 10 % migas nasional .Itu cuma beberapa, belum lagi permasalahan BPJS sehingga rakyat makin jauh dari kemudahan di akses kesehatan, kondisi keamanan yang semakin mengkuatirkan, keadilan yang semakin jauh, kondisi perpolitikan yang terus panas dan membuat banyak rakyat gelisah, kondisi sosial kemasyarakatan yang semakin rentan perpecahan.
Pemerintahan saat ini di kesankan sebagai pemerintahan yang tidak bersahabat dengan Islam, dan persepsi ini sudah tertanam kuat di benak masyarakat bahkan yang paling bawah. Hal ini semakin jelas terlihat pada saat demikian banyak Ormas Islam dan Tokoh Islam yang mendapat pengawasan ketat, bahkan dalam proses pengadilan. Dan ini di lihat oleh rakyat semata mata karena mereka kritis kepada pemerintahan Jokowi, maka Presiden Jokowilah yang harus menanggung dampaknya, karena membiarkan dianggap beliau juga menyetujui akan apa yang di laksanakan oleh aparat. Melorotnya popularitas dari Presiden Jokowi sudah dapat di lihat dari turun tajamnya perolehan suara PDIP dalam beberapa kali pilkada : Banten, Jakarta dan banyak lagi daerah yang lain di Indonesia, dan pilkada serentak 2018 akan makin memperjelas kemelorotan PDIP itu. Jika Presiden Jokowi tidak bisa merubah kesan ini di pastikan suara suara partai pendukungnya akan terus turun tajam terutama PDIP, nampaknya lebih baik beliau menjaga jarak dengan PDIP jika tidak ingin terimbas lebih dalam, dan memperkuat kerjasama dengan partai lain yang belum terlalu ter'Image"sebagai partai wong cilik yang lupa kepada mereka kaum tak mampu ketika berkuasa.
Kompaknya Gerindara dan PKS dalam beberapa kali pilkada besar nampaknya akan terus berlanjut. Nampaknya polarisasi kekuatan santri dan abangan akan terus terjadi, antara PDIP, Golkar dan Nasdem dengan kekuatan PKS, PAN, di tambah PPP dan PKB yang sekalipun di pucuk kepemimpinannya mendukung nampaknya di tataran massa bawahya lebih menyepakati bersama partai Islam lainnya. Dan Gerindra nampak mengambil keuntungan dari kekuatan santri yang saat ini tampaknya sudah bulat tidak akan mendukung Jokowi lagi karena kepemimpinannya yang nampak berseberangan dengan Islam.
Maka jika Prabowo dan Jokowi kembali bersaing dengan Prabowo nampaknya Prabowo akan menang telak, dan selisih bisa mencapai 2 atau 3 digit, jika Prabowo 60% Jokowi hanya akan mendapat 40 %. Dan selisih suara sampai 9 juta di Jawa Tengah sebagai penentu kemenangan Jokowi seperti pilpres 2014 akan sangat berat terjadi kembali. Terlebih jika Prabowo bisa memperbesar keunggulan di Jawa Barat yang di pilpres 2014 berbedar 6 juta suara dan memperkecil perbedaan suara di Jawa Timur, misal dengan merekrut Mahfud MD sebagai cawapresnya, hal yang seharusnnya di lakukan pada pilpres 2014, untuk merebut hati suara kaum Nahdiyin.
Pemerintahan saat ini di kesankan sebagai pemerintahan yang tidak bersahabat dengan Islam, dan persepsi ini sudah tertanam kuat di benak masyarakat bahkan yang paling bawah. Hal ini semakin jelas terlihat pada saat demikian banyak Ormas Islam dan Tokoh Islam yang mendapat pengawasan ketat, bahkan dalam proses pengadilan. Dan ini di lihat oleh rakyat semata mata karena mereka kritis kepada pemerintahan Jokowi, maka Presiden Jokowilah yang harus menanggung dampaknya, karena membiarkan dianggap beliau juga menyetujui akan apa yang di laksanakan oleh aparat. Melorotnya popularitas dari Presiden Jokowi sudah dapat di lihat dari turun tajamnya perolehan suara PDIP dalam beberapa kali pilkada : Banten, Jakarta dan banyak lagi daerah yang lain di Indonesia, dan pilkada serentak 2018 akan makin memperjelas kemelorotan PDIP itu. Jika Presiden Jokowi tidak bisa merubah kesan ini di pastikan suara suara partai pendukungnya akan terus turun tajam terutama PDIP, nampaknya lebih baik beliau menjaga jarak dengan PDIP jika tidak ingin terimbas lebih dalam, dan memperkuat kerjasama dengan partai lain yang belum terlalu ter'Image"sebagai partai wong cilik yang lupa kepada mereka kaum tak mampu ketika berkuasa.
Kompaknya Gerindara dan PKS dalam beberapa kali pilkada besar nampaknya akan terus berlanjut. Nampaknya polarisasi kekuatan santri dan abangan akan terus terjadi, antara PDIP, Golkar dan Nasdem dengan kekuatan PKS, PAN, di tambah PPP dan PKB yang sekalipun di pucuk kepemimpinannya mendukung nampaknya di tataran massa bawahya lebih menyepakati bersama partai Islam lainnya. Dan Gerindra nampak mengambil keuntungan dari kekuatan santri yang saat ini tampaknya sudah bulat tidak akan mendukung Jokowi lagi karena kepemimpinannya yang nampak berseberangan dengan Islam.
Maka jika Prabowo dan Jokowi kembali bersaing dengan Prabowo nampaknya Prabowo akan menang telak, dan selisih bisa mencapai 2 atau 3 digit, jika Prabowo 60% Jokowi hanya akan mendapat 40 %. Dan selisih suara sampai 9 juta di Jawa Tengah sebagai penentu kemenangan Jokowi seperti pilpres 2014 akan sangat berat terjadi kembali. Terlebih jika Prabowo bisa memperbesar keunggulan di Jawa Barat yang di pilpres 2014 berbedar 6 juta suara dan memperkecil perbedaan suara di Jawa Timur, misal dengan merekrut Mahfud MD sebagai cawapresnya, hal yang seharusnnya di lakukan pada pilpres 2014, untuk merebut hati suara kaum Nahdiyin.
0 Response to "PRABOWO MELAWAN JOKOWI DI PILPRES 2019 AKAN DI MENANGKAN PRABOWO"
Post a Comment