Kontestasi Pilgub Jatim Dinilai Pembelajaran Buruk Politik
Cagub Jatim Khofifah |
“Fenomena pembajakan kepala daerah ini ramai sekali di Pilgub Jatim. Mereka berbondong-bondong demi sebuah misi, dan meninggalkan misi yang sebelumnya digembar-gemborkan saat mencalonkan kepala daerah," kata Suko, dikonfirmasi, Senin, 13 November 2017.
Suko mencontohkan, nama Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas yang kini menjadi pendamping Calon Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul. Kemudian Bupati Ponorogo Ipong Muchlisonni, Bupati Trenggalek Emil Elistianto Dardak, yang digadang-gadang menjadi kandidat kuat bacawagub Khofifah.
Fenomena ini, lanjut Suko, membuktikan bahwa partai politik gagal dalam mencetak kader pemimpin. Sebab, kata Suko, mereka yang diusung bukan calon dari kader partai. “Nah, saya rasa ini kurang memiliki nilai etika dalam berpolitik. Ada yang mendukung karena dibutuhkan untuk mengemban amanah yang lebih besar, ada juga yang merasa kecewa, lantaran programnya belum tuntas," katanya.
Sementara berkaitan dengan kader pemimpin berkualitas, kata Suko, banyak parpol yang belum bisa menciptakan kader pemimpin berkualitas yang diinginkan rakyat. Sehingga terpaksa mengambil jalan pintas (mencari sosok) pemimpin diluar parpol itu sendiri.
"Saya rasa ini juga kurang bagus untuk masa depan perpolitikan di Indonesia. Jika mesin-mesin perpolitikan tak mampu menciptakan kader pemimpin, maka berdampak pada krisis kepemimpinan," ujarnya. *** Dani Setiawan.
from Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life http://ift.tt/2jlB6y8
0 Response to "Kontestasi Pilgub Jatim Dinilai Pembelajaran Buruk Politik"
Post a Comment