Renungan Batin Dibalik Tragedi Partai Demokrat
![]() |
Susilo Bambang Yudoyono VS Moeldoko |
Jakarta, Info Breaking News - Degradasi politik yang terjadi ditubuh Partai Demokrat disaat negeri ini dilanda pandemi Covid 19 publik harus merenung dan sekaligus dipaksa harus cerdas untuk menyikapi secara realitas. Karena suka atau tidak dipastikan persoalan ini akan menjadi panjang, karena sebentar lagi akan bermuara dimeja hijau karena gugatan hukum yang akan diajukan oleh pihak yang tidak dapat menerima hasil keputusan KLB Medan itu.
![]() |
Emil F Simatupang |
Ada sejumlah point penting yang perlu disimak, diantaranya penggunaan jasa lawyer kondang sekaliber Yusril Izha Mahendera, Otto Hasibuan atau Hotman Paris Hutapes, yang kita pahami dibanderol puluhan bahkan ratusan milyar rupiah. Karena persoalan ini pasti akan lebih mahal karena masing masing pihak merasa paling benar. Sedangkan dizaman sekarang ini semua orang bisa memahami bahwa untuk mendapatkan pengakuan benar itu sangatlah mahal. Selain akan menguras rupiah juga akan menguras energi, waktu dan mobilitas massa.
Dasyatnya, diketahui bahwa masing masing pihak dianggap sangat mumpuni soal kekuatan dana dan harga diri yang sangat tinggi. Sehingga hal inilah yang membuat rate kalangan pengacara yang akan dipakai sebagai lawyer untuk berperkara, pasti sangat mahal harganya. Dan sudah pasti tragedi yang sedang dialami oleh partai berlambang mercy ini paling disukai oleh kalangan pengacara hukum ditanah air.
Sementara pada sisi lain batiniah, ada renungan yang ngejlimet dihati yang lara, apakah hal ini juga menjadi jalan akan terciptanya suatu pemandangan super unik, jika Presiden ke 6 SBY akan benar benar jadi turun kejalan kedepan istana untuk memimpin aksi demo. Ini menjadikan penulis sangat prihatin karena semua kita tau betapa lonely nya hati sang Presiden RI ke 6 ini yang sudah ditinggal lebih dulu oleh sang isteri tercinta almarhum Ibu Negara Any Yudoyono, ditambahlagi dengan pengorbanan atas restunya menjadikan AHY melepaskan dunia Militernya yang sudah berpangkat Mayor itu, gagal untuk kesekian kali dikaderkan sebagai tokoh nasional.
Mungkin hal itu pula yang terkandung dalam tangis SBY memohon ampun kepada Allah SWT atas kesalahan yang dianggapnya pernah menjadikan Moeldoko sebagai Panglima ABRI di era kepemimpinanya.
Padahal sebelum KLB itu terjadi, posisi SBY yang sebagai Ketua Mahkamah Tinggi Partai Demokrat, tapi mendadak ibarat guntur topan dasyat posisinya dicabut paksa, seiring posisi sang Putra Mahkota AHY yang jadi Ketum pun terdongkel keras, begitu juga imbasnya pada posisi Ibas putra bungsu SBY ikut terdepak. Dan inilah yang penulis maksud sebagai harga diri yang paling tinggi, sehingga sangat tidak layak jika dikancah peperangan meja hijau nanti hanya menggunakan lawyer yang normal. Sehingga nama nama lawyer kondang diatas itu saja lah yang sepadan walau pasti bayarannya juga fantastis.
from Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life https://ift.tt/3eex0SR
0 Response to "Renungan Batin Dibalik Tragedi Partai Demokrat"
Post a Comment